Tuhan Tidak Memerlukan Manusia

Sebagian orang Kristen salah paham tentang keselamatan. Mereka berpikir bahwa bila mereka menjadi Kristen, mereka berjasa kepada Tuhan yang sedang mencari pengikut. Oleh karena itu, setelah menjadi Kristen, mereka memiliki banyak tuntutan kepada Tuhan. Mereka beranggapan bahwa Tuhan harus memberi kelimpahan materi dan membebaskan dari masalah berat. Bila tuntutan mereka tidak dipenuhi oleh Tuhan, mereka memilih untuk meninggalkan Tuhan. Salah paham yang konyol semacam ini sudah ada sejak zaman dahulu dalam berbagai bentuk. Dalam bacaan Alkitab hari ini, banyak orang yang merasa kecewa saat melihat bahwa Tuhan Yesus tidak menjadi tokoh seperti kemauan mereka--yaitu tokoh yang memimpin pemberontakan terhadap pemerintah Romawi (6:15)--melainkan perkataan-Nya justru terasa sangat keras mengoreksi pemikiran mereka (6:60).

Kita harus menyadari bahwa kita-lah yang memerlukan Tuhan, bukan Tuhan yang memerlukan kita. Perhatikan bahwa saat banyak orang--yang disebut "murid"--berhenti mengikut Kristus, Tuhan Yesus tidak menahan. Dia malah berkata kepada kedua belas murid-Nya, "Apakah kamu tidak mau pergi juga?" (6:67). Kita perlu menyadari bahwa bila kita bisa menjadi pengikut Kristus, hal itu semata-mata merupakan anugerah Allah. Kita tidak berjasa kepada Allah karena Allah tidak memerlukan apa pun di luar diri-Nya. Salah satu di antara kedua belas murid Tuhan Yesus--yaitu Yudas Iskariot--adalah pengkhianat yang akan menjual Tuhan Yesus dengan harga 30 keping perak (6:70-71). Kita tidak mengerti jelas mengapa Tuhan Yesus memilih orang seperti ini menjadi murid-Nya. Yang jelas, banyak orang yang disebut "murid" atau menganggap diri sebagai "murid", tetapi sebenarnya tidak layak menjadi "murid". Kesadaran akan ketidaklayakan ini seharusnya membuat kita bersikap rendah hari dan selalu bersyukur atas anugerah Allah yang telah kita terima.

Apakah Anda telah menerima anugerah keselamatan yang hanya bisa diperoleh dalam Yesus Kristus itu? Apakah Anda menyadari bahwa sebenarnya tidak ada seorang pun yang layak menerima anugerah keselamatan itu, sehingga anugerah tersebut harus diterima dengan penuh ucapan syukur? Apakah anugerah keselamatan yang telah Anda terima telah mengubah hidup Anda dan membuat Anda bisa menerima kekurangan orang lain?